http://roniyuzirman.wordpress.com

by roniyuzirman

Apa kesamaan dari mereka semua? Ya, mereka adalah orang-orang sukses dari berbagai bidang di Indonesia. Menarik kisah hidupnya sehingga mereka mencapai semuanya saat ini. Berita menariknya lagi, jejak langkah mereka bisa diikuti oleh siapa saja, apa pun latar belakangnya.

Inilah temuan mutakhir dari seorang Malcolm Gladwell di buku terakhirnya The Outlier, yang menyusul sukses buku sebelumnya, Tipping Point dan Blink. Di bukunya, ia menulis bahwa ternyata bakat saja tidak cukup untuk bekal menjadi sukses. Buktinya banyak orang berbakat tapi hidup terlunta-lunta.

Ternyata, IQ yang tinggi juga tidak menjadi jaminan sukses. Banyak sekali orang pintar ber-IQ tinggi hidup biasa-biasa saja, bahkan merana di akhir hidupnya.

Bakat, IQ, kepintaran hanya berperan kecil dalam meraih sukses. Lantas, apa saja faktor pendukung lainnya?

Inilah beberapa faktor kunci menjadi outlier (orang yang betul-betul hebat dibidangnya):

1. Memiliki bakat dan kapasitas individu yang bagus, IQ dan kecerdasan lainnya, juga passion dan minat. Ahmad Dhani sejak SMA tahun 90-an sudah menjuarai berbagai festival musik, Deddy Corbuzier sudah berani menampilkan permainannya sejak SMP, Utut Adianto sudah menjuarai pertandingan catur sejak umur 13 tahun.

2. Memiliki pendidikan formal dan informal untuk mengasah bakat dan memperkuat minat tersebut. Lebih dini lebih baik. Utut Adianto mengasah kemampuannya dengan bergabung di Jayakarta Muda Chess Club.

3. Adanya dukungan dari lingkungan: keluarga, sekolah, lingkungan lainnya dalam pengembangan kualitas diri. Lingkungan kerja, sekolah, pertemanan dan pertemuan-pertemuan Abdul Rahman dengan calon mitra kerja, investor sangat menentukan keberhasilannya saat ini. Jejaring yang kuat dan lingkungan yang kondusif telah membentuknya menjadi seperti sekarang ini.

4. Mampu memanfaatkan “keberuntungan” berupa kesempatan sosial (istilahnya: berada di tempat yang tepat pada saat yang tepat). Abdul Rahman bertemu dengan Didi Nugrohadi dan Budiono Dharsono yang kemudian bersama-sama mendirikan Agrakom, cikal bakal Detikcom. Deddy Corbuzier mengawali karirnya karena berkesempatan tampil sebagai bintang tamu di acara Impresario 008 di RCTI. Karena prestasi dan kegigihannya, Jan Djuhana dari Team Records melirik Ahmad Dhani untuk rekaman. Ingat, “keberuntungan” bertemunya kesempatan dan persiapan.

5. Melakukan latihan minimal 10.000 jam secara keras dan disiplin guna mempertajam dan memperdalam keahlian (Kira-kira 3-5 tahun). Latihan 6-9 jam sehari adalah makanan sehari-hari buat Utut Adianto. Demikian juga Deddy Corbuzier yang sejak kecil giat mendedikasikan waktunya 8-9 jam sehari untuk berlatih sulap.

6. Sikap disiplin dan persistensi untuk terus mengakumulasi keunggulan di atas kebanyakan orang. Ahmad Dhani begitu gigih, keras dan disiplin dalam upayanya mencapai sesuatu. Ia bersedia naik turun bus sambil membawa keyboard untuk menawarkan demo lagunya ke produser. Mengenai persistensi, coba deh nonton film Door To Door yang mengisahkan kisah hidup Bill Porter, sang salesman sejati.

So, istilahnya The Secret of Ultimate Success Revealed! Telah diungkap oleh penelitian empiris Gladwel.

Kita tinggal uji dan buktikan. Saya sependapat dengan isi buku ini.

Ke depan adalah tugas dan tanggung jawab kita untuk mengenali, memfasilitasi dan mengarahkan anak-anak kita untuk menjadi the next outlier.

Untuk kita sendiri, minimal bisa tersadar posisi kita di mana sekarang. Dengan demikian kita bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri. Apakah saya sudah mengenali bakat dan kemampuan saya? Apakah saya sudah berada di lingkungan yang tepat? Apakah saya sudah mengerjakan PR 10.000 jam untuk menjadi The Master itu? Apakah saya bersedia “membayar” harganya?

Namun, pertanyaan mendasar yang perlu dijawab adalah: apakah saya sudah punya tujuan yang jelas? Saya menemukan banyak sekali yang belum memilikinya. Atau yang lebih parah lagi, banyak di antara kita yang tidak tahu minat atau passionnya. Jawab dulu pertanyaan itu.

This entry was posted on 20 Okt 2009 at 12:46:00 PM . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar